PALEMBANG.SUMSEL.TODAY
Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai industri di Tanah Air terus berlanjut hingga memicu kekhawatiran stagflasi mulai mendekati Indonesia.
Tidak terlepas ratusan Karyawan PT. Hoktong Plaju pun terdampak, perasaan bingung saat ini melanda mereka, kehilangan pekerjaan memang momok yang menakutkan bagi sebagian orang. (11 Jan 2023)


“Berdasarkan penelusuran awak media di lapangan, di bulan Desember 2022 ratusan Karyawan terpaksa menerima kado pahit penghujung tahun yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) . Tidak ada usaha lain yang dilakukan selain menerima kenyataan ini.
“Kami lahir disini pak, besak disini, begawe disini, dari zaman bapak kami la begawe disini, jadi rasonyo sedih nerimo kenyataan ini, dak tau lagi nak begawe dimano, tempat tinggal bae masih bingung nak tinggal dimano, duit yang kami dapet dak cukup nak buat rumah, sekarang kami cuma ngandalke duit pemberhentian samo dari bpjs” ungkap karyawan PT. Hoktong yang enggan disebut identitasnya.


“PHK yang menimpa ratusan karyawan PT. Hoktong terpaksa dilakukan sebagai upaya penyeimbangan biaya operasional, maka perusahaan menutup atau memberhentikan proses kerja yang ada di bagian produksi basah. Hal ini berakibat pada restrukturisasi kepengurusan manajemen dan pengurangan jumlah karyawan. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan beberapa hal penting dalam segi kondisi keuangan perusahaan yang tidak stabil dan jumlah kuota karyawan yang nantinya tidak seimbang dalam Aspen efektivitas produksi.
Hal ini tercantum pada surat pemberitahuan PHK yang diterima para karyawan yang ditandatangani oleh Factory Manager PT.HOK TONG, H. Munzir Halim.
Para karyawan yang di PHK mengharap ke depan ada perhatian lebih dari pemerintah, seperti pelatihan-pelatihan sebagai modal untuk berusaha selepas dari PHK ini.tutupnya(LS)