PALEMBANG.SUMSEL.TODAY
Dalam rangka mempererat silaturahmi dan memperkenalkan kepengurusan baru Cabang Olahraga Savate Kota Palembang, para pengurus Savate dari tingkat kota hingga provinsi menggelar pertemuan santai namun penuh semangat pada Kamis, 16 Oktober 2025, bertempat di Gracias Resto and Café, Palembang.


Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Savate Sumatera Selatan, Dr. Amir, Ketua Savate Indonesia Kota Palembang H. Aan Rizalni Kurniawan, S.H., M.H., Wakil Ketua Umum H. Yopie Bharata, S.H., Sekretaris Jenderal Savate Indonesia Andre Macan, S.H., M.H., CHRM., C.MSP., serta seluruh pengurus Cabang Savate Indonesia Kota Palembang.
Sekretaris Jenderal Savate Indonesia, Andre Macan, membuka acara dengan menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh Element pengurus dalam memperkenalkan Savate ke masyarakat. Ia menyoroti bahwa silaturahmi ini bukan hanya ajang perkenalan, tetapi juga menjadi langkah awal untuk memperkuat program kerja ke depan.
“Kita semua di sini hadir dengan latar belakang dan keahlian berbeda, namun dengan satu semangat: memajukan Savate di Palembang. Kolaborasi ini yang akan menjadi kekuatan kita,” ujarnya.


Ketua Umum Savate Provinsi Sumsel, Dr. Amir, dalam sambutannya menjelaskan secara mendalam tentang Savate – olahraga bela diri asal Prancis yang kini mulai mendapatkan tempat di Indonesia.
“Savate adalah bela diri yang menggabungkan tendangan dan pukulan, tanpa penggunaan siku atau lutut, dan menggunakan sepatu khusus. Ini olahraga yang modern, kompetitif, namun tetap elegan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Savate telah resmi menjadi bagian dari KONI Pusat sejak 2025, dan menjadi peluang baru bagi atlet muda di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan. Ia menyebut, dibanding bela diri lain yang sudah padat kompetisi, Savate masih terbuka luas untuk siapa saja yang ingin menjadi atlet, pelatih, maupun wasit.
Bahwa Kejuaraan Savate sering digelar di luar negeri, dengan agenda terdekat di Nepal (April 2026) dan Prancis (Agustus 2026).
“Anak-anak muda Palembang punya peluang besar tampil di ajang internasional. Yang penting adalah komitmen latihan dan kemauan,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini di Palembang telah tersedia tiga lokasi latihan Savate, dan diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan sekaligus sarana promosi kepada masyarakat luas, terutama di kalangan pelajar, mahasiswa, dan komunitas kebugaran.
Ketua Savate Kota Palembang, Aan Rizalni Kurniawan, dalam sambutannya menyatakan kesiapan pihaknya mendukung penuh program dari provinsi maupun pusat.
“Kami siap mengawal dan memajukan Savate di Palembang. Harapan kami, selain bimbingan dari provinsi, juga dukungan anggaran agar gerak kami bisa lebih cepat,” katanya.
Aan juga menyinggung rencana mengadakan exhibition (ekshibisi) terlebih dahulu di Palembang sebelum mengirimkan atlet ke Kejurda yang kabarnya akan digelar di Pagar Alam. Hal ini dinilai penting agar masyarakat lebih mengenal Savate dan proses pembinaan berjalan lebih matang.
Pertemuan ini juga menyepakati pentingnya koordinasi satu pintu agar tidak terjadi dualisme organisasi. Semua aktivitas yang menggunakan nama Savate wajib berkoordinasi dengan pengurus cabang resmi.
Saat penutupan Amir menyampaikan bahwa Savate bisa menjadi solusi untuk membuka jalur prestasi baru bagi generasi muda di Sumsel.
“Dari Savate, kita bisa lahirkan atlet lokal yang tampil global. Mari jadikan Palembang sebagai role model perkembangan Savate di Indonesia,” pungkasnya.
Savate adalah seni bela diri asal Prancis yang telah ada sejak tahun 1800-an. Olahraga ini menggabungkan unsur seni, teknik, dan kecepatan. Berbeda dari bela diri tradisional lainnya, Savate tidak memiliki banyak tingkatan sabuk dan dapat langsung diikuti oleh siapa saja yang memiliki kemampuan fisik dan teknik dasar.DN