Sumsel Today
Advertisement
  • Berita
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
  • Suara Desa
No Result
View All Result
  • Berita
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
  • Suara Desa
No Result
View All Result
Sumsel Today
  • Berita
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
  • Suara Desa
Home Berita

Petani Milenial OKI Ubah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik Hasilkan Pundi Rupiah

by Redaksi Palembang
12 Juli 2022
Petani Milenial OKI Ubah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik Hasilkan Pundi Rupiah
0
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

OKI – PALEMBANG.SUMSEL.TODAY

Jangan bulang anak muda sekarang enggan turun ke sawah. Hal itu dibuktikan Novriansyah (35) seorang petani milenial Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir mampu hasilkan beras organik pari pupuk yang dibuat sendiri.

Novriansyah menyatakan bahwa peralihan pupuk kimia ke pupuk organic baru dijalani sekitar 4 tahun terakhir dengan luasan lahan yang digarap sekitar satu hektar.

BacaJuga

Viral di Medsos Puluhan Wartawan di Halangi Peliputan , Kini Datangi SPKT Polrestabes Palembang,

Viral di Medsos Puluhan Wartawan di Halangi Peliputan , Kini Datangi SPKT Polrestabes Palembang,

19 November 2025
Gabungan Ormas Kota Palembang Mengetuk Keras, Clup 41 Darma Agung Mendesak Pemprov Segera Menutupnya

Gabungan Ormas Kota Palembang Mengetuk Keras, Clup 41 Darma Agung Mendesak Pemprov Segera Menutupnya

17 November 2025

“Jadi sampai sekarang lahan yang benar-benar full organik seluas seperempat hektar, sisanya ¾ hektar statusnya masih semi organik,” ujarnya saat ditemui, Selasa (12/7/2022) pagi. 

Dimana saat awal perubahan pemberian pupuk organik terdapat kendala yang dirasakan karena hasil panen jauh menurun.

“Pada tahun pertama peralihan pemberian pupuk organik satu hektar hanya menghasilkan sekitar 4 ton gabah kering giling (GKG).
Tetapi di tahun kedua, ketiga semakin meningkat dan untuk tahun ke empat kemarin sudah kembali normal seperti saat memakai pupuk kimia yaitu 6 -7 ton,” ungkapnya.

Dia mengatakan kedepan bakal ada penambahan jumlah lahan yang akan menerapkan pemupukan secara organik.

“Insyaallah kedepan ada penambahan dari lahan persawahan milik tetangga kiri maupun kanan. Sekitar 7 – 8 he

Diceritakan beras organik memiliki kualitas yang bagus dengan rasa yang lebih segar dan wangi. Apalagi sudah dijamin lebih sehat untuk dikonsumsi.

“Kalau untuk sementara ini, rata-rata langganan yang membeli hanya sebatas orang kantor ataupun warga yang mapan. Kalau masyarakat untuk banyak yang enggan beli beras ini dikarenakan harga jual lebih mahal yaitu Rp 15.000 perkilogram,” katanya cukup sulit memasarkan beras organik.

Menurutnya cukup sulit beradaptasi lahan yang sebelumnya diberi pupuk kimia dan beralih dengan pemberian pupuk organik dikarenakan kadar residu dari zat-zat kimia yang telah tercampur kedalam tanah.

Masalahnya banyak lahan-lahan disini yang masih sakit. Jadi kita harus nyari-nyari lahan yang sehat atau bukaan baru.

Dimana kalau lahan lama sudah terlalu banyak residu dari zat-zat kimia jadi agak susah untuk proses organiknya,” jelas dia.

Berbekal pengalaman dan pelatihan yang telah di Ikuti selama ini. Novriansyah mampu membuat sendiri 4 macam jenis pupuk cair dan 1 macam pupuk padat dengan bahan-bahan utama yang didapatkan dari sekitar rumahnya.

Mulai dari pupuk padat bernama kohe, pupuk cair urea, fosfat, pengganti KCL, dan pupuk PGPR.

“Bahan pembuatan pupuk organik cair (POC) urea yaitu rumput-rumput lalu dicacah dan ditambahi dengan gula cair dan bakteri EM4 dan tunggu dipersentasikan selama kurang lebih 15 – 30 hari,”

“Lalu POC fosfat dengan bahan bonggol pohon pisang kemudian dicacah halus dan diberikan molase (gula cair) serta tambahkan bakteri EM4 secukupnya tunggu selama 1 bulan,”

Kalau pupuk pengganti KCL bisa diolah dari serabut kelapa dicacah lalu diberi air tambahkan juga gula cair dan beri bakteri EM4 dan fermentasi juga selama 1 bulan,” sebutnya.

Terakhir pembuatan POC PGPR agak ribet bahannya yaitu dari akar-akar bambu, akar putri malu atau akar pisang yang banyak mengandung bakteri. 
“Lalu dicampur air matang dan direndam selama 5 hari setelah dapat biangnya dapat barulah dicampur dedak yang sudah direbus dan tambahkan terasi serta campurkan dengan gula cair. Tinggal tunggu selama 15 – 30 hari baru siap disemprotkan,” tuturnya.

Dengan sistem pembuatan pupuk organik ini, dirinya dapat melakukan penghematan biaya perawatan sawah miliknya.

Dimana seluruh pembuatan POC tersebut hanya membutuhkan molase (gula cair) dan bakteri EM4.

“Jadi hanya dua bahan yang dibeli yaitu gula cair perliter Rp 20.000 dan bakteri EM4 perbotol hanya Rp 35.000. Sedangkan bahan baku lainnya bahan dari sekitar atau mudah didapat,” terangnya biaya jauh lebih irit jika dibandingkan membeli pupuk kimia.

Dirinya berharap agar pemerintah ataupun pihak terkait dapat membantu dari segi pemasaran beras organik tersebut. Agar lebih banyak petani yang beralih memakai pupuk organik.

“Kalau bisa kami ini diarahkan dimana tempat penjualan yang mau menerima beras organik dalam jumlah banyak. Serta diberikan bantuan untuk mengurus ijin untuk mendapatkan label beras organik dan Standar Nasional Indonesia (SNI),” tuturnya.DN(Red)

Tags: Bupati okiGubernur SumselKota PalembangPetani okiSumatraselatanWakil Bupati OKI H. M. Dja’far Shodiq

Artikel Lainnya

Viral di Medsos Puluhan Wartawan di Halangi Peliputan , Kini Datangi SPKT Polrestabes Palembang,

Viral di Medsos Puluhan Wartawan di Halangi Peliputan , Kini Datangi SPKT Polrestabes Palembang,

19 November 2025
Gabungan Ormas Kota Palembang Mengetuk Keras, Clup 41 Darma Agung Mendesak Pemprov Segera Menutupnya

Gabungan Ormas Kota Palembang Mengetuk Keras, Clup 41 Darma Agung Mendesak Pemprov Segera Menutupnya

17 November 2025
Badai Anti Korupsi Kembali Aksi di Kejati, Terkait Dugaan Indikasi Korupsi di Kabupaten Musi Rawas Utara atau Muratara

Badai Anti Korupsi Kembali Aksi di Kejati, Terkait Dugaan Indikasi Korupsi di Kabupaten Musi Rawas Utara atau Muratara

17 November 2025
LSM GRANSI Geruduk Kantor Kejati, Mendesak Kejati Sumsel untuk Bekerja Profesional Transparan, Tanpa Pandang Bulu

LSM GRANSI Geruduk Kantor Kejati, Mendesak Kejati Sumsel untuk Bekerja Profesional Transparan, Tanpa Pandang Bulu

12 November 2025
Leave Comment
  • Sekjen Koni Kota Palembang Angkat Bicara Tentang Bonus Atlit Kota Palembang

    Sekjen Koni Kota Palembang Angkat Bicara Tentang Bonus Atlit Kota Palembang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 13 DPC Partai Nasdem Kota Palembang Lakukan Mosi Tidak Percaya Terhadap Ketua Partai Nasdem Kota Palembang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rubi: Angkat Bicara Atas PJ Gubernur SUMSEL Yang Merangkap Ketum KONI SUMSEL.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jaringan Advokasi Atlit Sumsel Angkat Bicara Atlet Kota Palembang di Keluarkan Dari Koni Sumsel Ada Apa..?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Miris, Seorang Oknum Security Di SPBU Menteng Mengintip

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sumsel Today

Copyright @ 2024 sumsel.today - All Right Reserved

Navigasi Situs

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Sumsel.Today

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Berita
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
  • Suara Desa

Copyright @ 2024 sumsel.today - All Right Reserved